Kamis, 20 Januari 2011

laporan ekologi - populasi dekomposer

I. PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Tanah tersusun atas empat bahan utama, yaitu bahan mineral, bahan organic, air dan udara. Bahan-bahan penyusun tanah tersebut jumlahnya masing—masing berbeda pada setiap jenis tanah ataupun setiap lapisan tanah. Pada tanah lapisan atas yang baik untuk pertumbuhan tanaman lahan kering (bukan sawah) umumnya mengandung 45%(volume) bahan mineral, 5% bahan organic, 20-30% udara dan 20-30 % air.(sarwono,2007)
Di dalam tanah, berdasarkan fungsinya dalam budidaya pertanian, secara umum terdapat dua golongan jasad hayati tanah, yaitu yang menguntungkan dan yang merugikan. Jasad hayati yang menguntungkan ini, yaitu yang terlibat dalam proses dekomposisi bahan organic dan pengikatan unsure hara. Keduanya bermuara pada penyedian hara tersedia bagi tanaman serta sebagai pemangsa parasit. Sedangkan jasad yang merugikan adalah yang memanfaatkan tanaman hidup, baik sebagai sumber pangan maupun sebagai inangnya, yang disebut sebagai hama atau penyakit tanaman ataupun sebagai kompetitor dalam penyerapan hara dalam tanah.(Kemas ali,2003)
Fauna pada ekosistem tanah terdiri atas makro fauna dan mikro fauna. Makro fauna tanah meliputi : herbivora seperti annelida(cacing tanah) ,milusca(bekicot), crustaceae, chilopoda(kelabang), diplolopoda(kaki seribu), dan insecta(serangga) serta karnivora meliputi arachnida(laba-laba, kalajengking),insecta(belalang sembah),ular atnah dan tikus tanah. Sedangkan mikro fauna tanah meliputi protozoa dan rotifera.
Makro fauna tanah meningkatkan agregasi tanah, yang merupakan campuran antara bahan-bahan organic dengan tanah.,sehingga mempermudah akar-akar tanaman untuk tubuh dengan baik. (lud,2005)
Cacing rentan terhadap perubahan lingkungan yang buruk. Maka dari itu cacing di gunakan untuk bioindikator tanah. Tindakan budi daya pertanian yang tidak ramah lingkungan sangat berpengaruh pada cacing, terutama pada tipe endogoik. Maka pada praktikum kali ini akan dilakukan pengujian kualitas tanah dengan indicator cacing (Semakin tinggi jumlah cacing dalam suatu tanah maka semakin tinggi kualitas tanah).
I.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk menentukan kualitas tanah dengan bio indicator cacing tanah.

II. Tinjauan Pustaka
a) cacing tanah
Secara alamiah,morfologi dan anatomi cacing tanah berevolusi menyesuaikan diri terhadap lingkungannya. Atas dasar informasi dan pengalaman Bouche cit. Hanafiah(2002), merumuskan ekologis cacing tanah seperti yang tertera dalam tabel,yaitu:
Sifat-sifat Epigeik (berpigmen merah dan hidup dalam tanah) Endogeik(tanpa pugmen merah dan hidup dalam tanah) Anecigueik(hidup dalam tanah,makan dan eskresi di permukaan tanah.
1. Berhubungan dengan kebiasaan membuat liang tanah
-otot penggali
-kontraksi
longitudinal
-setae sampling
-bobot -mengecil
-tanpa

-tanpa
-ringan(10-30 mg) -berkembang
-tanpa-sedikit

-tanpa
-ringan-berat -sangat berkembang
-penting

-ada
-berat(200-1100 mg)
2. berhubungan dengan sifat permukaan
-kepekaan terhadap cahaya
-respon terhadap iritasi mobilitas
-pembasahan kulit
-pembentukan pigmen

-regenerasi -tinggi

-positif

-berkembang
-homokromik( merah,coklat dan hijau)
-tanpa -kuat

-positif

-sedikit
-tanpa


-penting -sedang

-positip

-sangat berkembang
-kedua ujung gelap


-penting
3. sifat-sifat lainnya
-kesuburan
-kematangan
-kecepatan respirasi
-ketahanan terhadap lingkungan buruk
-kebutuhan makanan
-pergerakan isi perut -tinggi
-cepat
-tinggi
-seperti kokon

-meso

lambat -terbatas
-sedang
-sedikit
-rendah

-mokro

-cepat -terbatas
-sedang
-sedang
-sedang

--makro

-bervariasi
Dari table diatas terlihat tipe endogeik mempunyai pergerakan isi perut yang lebih cepat ketimbang dua tipe lainnya. Dengan demikian,dari segi penyuburan solum tanah yang sangat berperan dalam tipe ini,tetapi paling rentan terhadap perubahan lingkungan yang buruk.oleh karena itu, penetapan tindakan budidaya pertanian yang tidak berwaawsan lingkungan dengan segera akan berpengaruh negatif terhadap tipe ini. Aneciqueik mempunyai bobot yang paling berat dan kebisaan makan dan ekskresi di permukaan tanahsehingga berperan paling penting dalam meninbgkatkan kadar biomass dan kesuburan tanah lapisan atas. Apabila dikaitkan dengan kedalaman perakaran tanaman, tipe endogeik akan lebih cepat terlihat pengaruhnya terhadap produktivitas tanaman tahunan/keras dan kehutanan yang berakar dalam, sehingga tipe aneciqueik akan lebih cepat terlihat peranya pada tanaman semusim atau perakaran dangkal.(Kemas Ali,2003)
Cacing tanah mempunyai peran langsung dalam dekomposisi tanah. Cacing tersebut dapat memecah fragmen-fragmen sampah pada tumbuhan dan mencampurnya dengan tanah. Mereka membawa sampah dari permukaan ke dalam tanah,dan mengeluarkan secret mucus yang dapat memperbaiki struktur tanah. Celah-celah yang dibuat oleh cacing tanah dinamakan drilosfer, yang kaya bahan organic dan nutrien anorganik. Kondisi lingkungan tanah yang baik ini merupakan lingkungan yang baik untuk organisme. Cacing memiliki enzim selulosa dan khitinase yang ada pada ususnya yang membantu mendegradasi selulosa dan polimer khitin. (lud,2005)
Factor-faktor fisik yang mempengaruhi cacing tanah adalah a) kemasaman pH tanah,b)kelengasan tanah,c)temperatur,d)aerasi dan CO2.e)bahan organic.f)jenis tanah,dan g) suplai nutrisi.(Kemas Ali,2003)
III. Metodologi
III.1 Lokasi dan Waktu
Peraktikum ini dilakukan pada tanggal 10 dan 11 April 2008 bertempat di perkebunan Agribisnis dan tanah sekitar UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Identifikasi sample di Lab. Terpadu UIN Jakarta
III.2 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan pada praktikum ini:
 Roll meter / penggaris
 Sprayer
 Soil tester
 Thermometer
 Lux meter
 Pisau penggali
 Tissue
 Plastik besar bening
 Timbangan elektrik
 Crusible
 Oven
 Desikator/eksikator

Bahan yang digunakan pada praktikum ini :
 Deterjent
 Minyak tanah
 Air
 Alcohol 70%

III.3 Metode Kerja
Sample cacing
1. Dipilih 3 plot yaitu di bawah vegetasi, di tempat terbuka dan di dekat pembakaran/ pembuangan sampah.
2. Dibersihkan plot dari serasah penutup tanah
3. Dibatasi dan ditandai plot dengan ukutan 30 x30 cm
4. Diamati intensitas cahaya, ph, dan suhu pada plot
5. Dilarutkan deterjent dalam air.
6. Disemprotkan air deterjen ke permukaan plot dan diamkan selama 15 menit.
7. Dikumpulkan jenis cacing dimulai dari permukaan tanah hingga mencapai kedalaman 30 cm yang dibagi dalam 3 kali penggalian, sekali penggalian 10 cm.
8. Dimasukan cacing ke dalam botol koleksi yang berbeda pada tiap penggalian.
9. Dibersihkan cacing dengan aquadest
10. Dikeringkan cacing dengan menggunakan tissue dan ditimbang cacing pada timbangan elektrik.
11. Di hitung indeks dispersi(s)

Sample tanah
Pertama
1. di ambil sample tanah, masing-masing 5 gram
2. di timbang berat basah tanah
3. di timbang crusible
4. dimasukan sample tanah pada oven 105 C
5. dimasukan ke dalam desikator/eksikator selama 15 menit
6. timbang sample tanah
Kedua
1. dimasukan sample ke dalam furnance muffle selama 3,5 jam pada suhu 700 C.
2. ditimbang sample
3. dimasukan ke dalam desikator selama 15 menit
4. di timbang sample abu

IV. Hasil dan Pembahasan
IV.1 Hasil Pengamatan

Factor fisik
Plot Suhu (OC) Ph Lux meter(klux)
Udara( C ) tanah
1 28.5 27 4.8 1.29
2 29 28 5.2 5.9
3 29 28.5 5.8 14.83

Jumlah cacing
Plot Lokasi 10 cm 20 cm 30 cm Jumlah
1 vegetasi 52 7 0 59
2 tempat sampah 19 2 1 22
3 Tempat terbuka 0 0 0 0
Massa cacing

plot lokasi Massa tubuh cacing(gram)
1 Vegetasi 0.21
2 Tempat sampah 9.7
3 Tempat terbuka 0

Kelompok Plot Berat crussible(gram) Berat basah(gram) Berat tanah di oven(gram) Berat abu(gram)
I 1 31.68 5 35.60 34.9
2 32.10 5 35.67 35.0
3 31.02 5 35.12 34.8
II 1 37.94 5 41.65 40.9
2 36.00 5 40.24 40.0
3 38.5 5 42.23 41.7
III 1 32.45 5 36.19 35.7
2 31.14 5 34.84 34.5
3 32.22 5 36.09 35.2

Kandungan air hilang pada proses di oven
Plot1 = (berat crussible+berat basah)- berat oven
= ( 32,45 + 5)-36.19
= 1,26

Plot2 = (berat crussible+berat basah)- berat oven
= ( 31.14+5 )-34.84
= 1.3

Plot 3 = (berat crussible+berat basah)- berat oven
= ( 32.22+5)-36.09
= 1,33


kandungan air yang hilang pada proses di furnance muffle
Plot1 = (berat oven-berat desikater
= 36.19-35.7
= 0.49
Plot2 = berat oven-berat desikater
= 34.84-34.5
= 0.34
Plot3 = (berat oven-berat desikater
= 36.9-35.2
= 0.89

% kadar air tanah =
berat basah tanah(berat basah+berat crusible)- berat kering tanah x 100%
berat basah tanah
% kadar air tanah plot1 = 37.45 – 36.19 = 0.033x 100%=3.3%
37.45
% kadar air tanah plot2 = 36.14– 34.84 = 0.035x 100%=3.5%
36.84
% kadar air tanah plot3 = 37.22 – 36.09 = 0.030x 100%=3.0 %
37.22

% kadar bahan organic = berat kering tanah – berat abu x 100%
berat kering tanah
% kadar bahan organik plot1 = 0.046 x 100% = 4%
% kadar bahan organik plot2 = 0.009 x 100% = 0.9 %
% kadar bahan organik plot3= 0.024 x 100% = 2.4%


IV.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan mengenai populasi decomposer dengan tujuan untuk dapat mengetahui kualitas tanah dengan bio indikator cacing tanah. Percobaan ini dilakukan pada tiga plot, yaitu di bawah vegetasi, di dekat tong sampah dan di daerah terbuka.
Penggunaan cacing tanah sebagai bio indicator karena adanya kerentanan cacing terhadap perubahan lingkungan, terutama pada tipe endogeik. Tipe endogeik adalah tipe cacing yang hidup di dalam tanah, tidak berpignentasi, yang dapat menembus terowongan hingga kedalaman 45cm. Tepi ini kebanyakan terdiri atas Lumbricus terrestris.
Cacing tanah mempunyai peran langsung dalam dekomposisi tanah. Cacing tersebut dapat memecah fragmen-fragmen sampah pada tumbuhan dan mencampurnya dengan tanah. Mereka membawa sampah dari permukaan ke dalam tanah,dan mengeluarkan secret mucus yang dapat memperbaiki struktur tanah.( (lud,2005)
Proses permulaan yang dilakukan adalah penyemprotan larutan deterjen ke permukaan plot. Deterjan digunakan untuk untuk mendatangkan makro fauna tanah di sekitar tempat pengamatan dengan bau yang dihasilkan. Deterjen(Wikipedia) adalah campuran berbagai bahan ynag digunakan untuk membantu pembersihan danterbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Di dalamnya terdapat zat adiktif untuk membuat lebih wangi.(deterjen.http:www.wikipedia/deterjen)
Data fisik yang didapatkan dari masing-masing plot terdiri dari suhu udara dan di tanah, ph dan intensitas cahaya. Data suhu pada plot 1, 2dan3 adalah 28.5 C, 29 C dan 29 C(pada udara) serta pada tanah 27C, 28 C dan 28.5 C. PH pada masing-masing plot adalah 4.8, 502 dan 5.8. sedangkan intensitas cahaya yang terjadi pada saat pengujian pada masing-masing plot adalah 1.29 klux, 509 klux dan 14.83 klux.
Suhu tanah merupakan salah satu faktor fisika tanah yang sangat menentukan kehadiran dan kepadatan organisme tanah., dengan demikian suhu tanah akan menentukan tingkat dekomposisi material organik tanah. Fluktuasi suhu tanah lebih rendah dari suhu udara, dan suhu tanah sangat tergantung dari suhu udara. Suhu tanah lapisan atas mengalami fluktuasi dalam satu hari satu malam dan tergantung musim.
Pengukuran pH tanah juga sangat diperlukan dalam melakukan penelitian mengenai fauna tanah. Suin (1997), menyebutkan bahwa ada fauna tanah yang hidup pada tanah yang pH-nya asam dan ada pula yang senang hidup pada tanah yang memiliki pH basa.(rahmawati,2004)
Plot Lokasi 10 cm 20 cm 30 cm Jumlah
1 vegetasi 52 7 0 59
2 tempat sampah 19 2 1 22
3 Tempat terbuka 0 0 0 0


Dari data yang didapat pada plot menunjukan banyaknya jumlah spesies cacing pada vegetas, adanya spesies pada tempat sampah dan tidak ditemukannya sample pada tempat tebuka . Hal ini dikarenakan di bawah vegetasi memiliki intensitas cahaya yang rendah, suhu rendah dan kandungan air yang tinggi.Massa tubuh cacing yang didapatkan adalah pada vegetasi,tempat sampah dan tempat terbuka adalah 0.21, 9.7 dan 0 gram. Massa tubuh pada tempat sampah besar karena di temukannya cacing yang berukuran besar. Jenis tanah pada tempat dekat sampah adalah humus,warna coklat kemerahan.

Hasil dari proses untuk menentukan sample tanah dengan melihat kandungan air dari tanah. Data yang di dapatkan:
plot Berat crusible Berat basah Berat kering Berat abu
1 32.45 5 36.19 35.7
2 31.14 5 34.84 34.5
3 32.22 5 36.09 35.2

Berat basah adalah berat murni dari tanah. Berat kering adalah berat tanah setyelah proses pemanasan di dalam oven. Semakin kecil berat keringnya, artinya semakin banyak kandungan air dalam tanah trsebut dan dimungkinkan kalau tanah itu memiliki kesuburan .
Tanah yang terdapat di bawah vegetasi, di dekat tong sampah dan di tempat terbuka memiliki jenis yang berbeda-beda karena adanya factor abiotik yang berbeda seperti Ph, intensitas cahaya, kelembaban, suhu dan lain-lain.
Dari data di atas dapat dicari kadar air dan kadar bahan organic.dengan rumus adalah sebagai berikut:
% kadar air tanah =
berat basah tanah(berat basah+berat crusible)- berat kering tanah x 100%
berat basah tanah
% kadar bahan organic = berat kering tanah – berat abu x 100%
berat kering tanah
hasil perhitungan pada dari persentase kadar air tanah dan kadar bahan organic, menunjukan persentasi pada plot 1, 2 dan 3 masing-masing adalah 3.3%, 3.5 % dan 3.0%. data itu menujukan kalau pada plot ke-2 yang merupakan tempat sampah memiliki kadar air tanah tertinggi, selanjutnya diikuti oleh plot 1 atau tempat vegetasi serta kadar air terendah terdapat pada tempat terbuka.
Sebenarnya seharusnya kandungan air tertinggi adalah pada tempat di bawah vegetasi. Karena di bawah vegetasi, suhu, intensitas cahaya rendah, sehingga proses penguapan juga sangat sedikit . banyaknya kandungan air berhubungan erat dengan besarnya tegangan air(moisture tention) dalam tanah.(sarwono,2007)
Persentasi bahan organic dari perhitungan menunjukan kadar bahan organic pada plot 1,2 dan3 adalah masing-masing 4%,0.9%, dan 2.4 %. Kadar bahan organic pada tempat sampah, dari hasil perhitungan memiliki kadar bahan organic terkecil, tetapi seharusnya kadar organic dari tanah tinggi, karena sering ada perobakan bahan bahan- bahan organic kasar.
Bahan organic umumnya ditemukan di permukaan tanah. Jumlahnya tidak besar, hany7a sekitar 3-5%, tetapi pengaruhnya terhadap sifat-sifat tanah besar sekali. (sarwono,2007)
V. Penutup
V.1 Kesimpulan
• Penggunaan cacing tanah sebagai bio indicator karena adanya kerentanan cacing terhadap perubahan lingkungan, terutama pada tipe endogeik
• Cacing tanah mempunyai peran langsung dalam dekomposisi tanah.
• Deterjan digunakan untuk untuk mendatangkan makro fauna tanah di sekitar tempat pengamatan dengan bau yang dihasilkan atau agar cacing datang ke atas permukaan.
• Tanah di bawah vegetasi memiliki intensitas cahaya yang rendah, suhu rendah dan kandungan air yang tinggi
• Massa tubuh pada tempat sampah besar karena di temukannya cacing yang berukuran besar
• Kadar bahan organic tanah dekat tong sampah tinggi
• Rata-rata persentasi kadar air adalah 3.2% dan dan kadar bahan organic 2,43 %
V.2 Saran
Menambah tempat yang lebih memadai

Daftar Pustaka
Hanafiah, Kemas Ali. 2003. Biologi Tanah. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada
Harjowigeno, Sarwono. 2007. Ilmu Tanah. Jakarta : Akademi Pressindo
Deterjen. http: wikipedia/dejerjan. Di ambil tanggal 18 April 2008 jam 23.48
Rahmawati .2004. Studi Keanekaragaman Mesofauna Tanah Di Kawasan Hutan Wisata Alam Sibolangit. http: library.usu.ac.id/dounloud/fp/hutan-rahmawati.diambil pada tanggal 12 April 2008 jam 16.22
Waluyo,Lud.2005.Mikro Biologi Lingkungan. Malang:UMM-Press
Wirakusumah,Sambas. 2003. Dasar-Dasar Ekologi. Jakarta : UIP

Pertanyaan
1. Termasuk jenis tanah apakah petakan tanah yang anda amati?
2. tuliskan perkiraan rantai pakan detritus pada ekosistem yang anda amati?
3. jelaskan fungsi penyemprotan larutan formalin atau larutan sabun pekat pada permukaan petekan?
Jawab
1) plot1 = tanah liat
plot 2=liat berpasir
plot 3=berpasir ringan
2) bahan organic di makan oleh cacing dan cacing yang mati diuraikan oleh bakteri pengurai
3) Deterjan digunakan untuk untuk mendatangkan makro fauna tanah di sekitar tempat pengamatan dengan bau yang dihasilkan atau agar cacing datang ke atas permukaan

Tidak ada komentar: