Kamis, 20 Januari 2011

laporan ekologi - persaingan intraspesifik

I. PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang
Organisme hidup di alam tidak berdiri sendiri-sendiri atau tidak hidup sendiri-sendiri, melainkan menjadi satu kumpulan individu-individu yang menempati sustu tempat tertentu, sehingga antar organisme dapat terjadi interaksi. Interaksi-interaksi yang terjadi dapat merupakan interaksi antar individu dari spesies yang sama, dapat juga merupakan interaksi antar individu dari spesies yang berbeda.
Interaksi yang terjadi antarspesies anggota populasi akan mempengaruhi teerhadap kondisi populasi mengingat keaktifan atau tindakan individu mempengaruhi kecepatan pertimbuhan ataupun kehidupan populasi. Menurut Odum (1993), setiap anggota populasi dapat memakan anggota populasi yang lainnya, bersaing terhadap makanan, mengeluarkan kotoran yang merugikan lainnya, dapat saling membunuh, dan interaksi tersebut dapat searah ataupun dua arah (timbal balik). Oleh karena itu, dari segi pertumbuhan atau kehidupan populasi, interaksi antarspesies anggota populasi dapat merupakan interaksi yang positip, negatif, atau nol.(Indryanto,2006)
Mekanisme-mekanisme ekstrinsik dari interaksi kompetitif melibatkan aksi-aksi individu yang meningkatkan kemungkinannya untuk hidup dan melibatkan reproduksi dengan mengurangi kesempatan saingannyauntuk memperoleh suatu sumber makanan. Interaksi-interaksi ini pada hewan dan tumbuh-tumbuhan mungkin melibatkan interferensi langsung untuk memperoleh sumber makanna atau suatu penurunan umum kemampuan saingnya untuk menggunakan sumber tersebut.
Singkatnya, organisme-organisme mungkin memiliki respon-respon intrinsic maupun ekstrinsikterhadap kompetisi yang semakain meningkat. Tumbuh-tumbuhan dan hewan terutama jenis-jenis sessile, dengan jenis menunjukan mortalitas dan prastisitas ukuran. Banyak juga yang menunjukan suatu jenis respon ekstrinsik. Dikotomi tersebut dikaburkan oleh fakta bahwa respon intrinsic, seperti batang-batang yang terlalu tinggi dapat menimbulkan ketinggian melebihi individu-individu di sekelilingnya, yaitu suatu interaksi ekstrinsik. Evolusi tipe-tipe respon tergantung pada kemampuan individu-individu utuk mempengaruhi situasi kompetisi dengan pemilihan tempat dan tergantung pada sifat-sifat sumber yang terbatas. Cahaya harus diperebutkan dengan pemerolehan energi dan menjaga agar individu-individu lain tidak menggunakan atau berusaha mendapatkan sumber itu. Makanan merupakan sumber yang paling banyak sdiperebutkan dengan cara menyingkirkan individu-individu dari suplai sumber,pengambilan secara tepat, atau kemampuan untuk mempertahankan persediaan makanan yang sedikit.(Naughton,1992)
Semua organisme saling berinteraksi dan bersaing pada hal-hal tertentu. Maka untuk itu diperlukan pengamatan mengenai mengenai interaksi yang dilakukan oleh organisme, baik dalam jenis yang sama maupun jenis yang berbeda.

I.2 Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk:
untuk mengetahui persaingan intraspesifik yang terjadi antara jenis tanaman yang sama.

II. Tinjauan Pustaka

Persaingan terjadi ketika organisme baik dari spesies yang sama maupun dari spesies yang berbeda menggunakan sumber daya alam. Di dalam menggunakan sumber daya alam, tiap-tiap organisme yang bersaing akan memperebutkan sesuatu yang diperlukan untuk hidup dan pertumbuhannya. Menurut Gopal dan Bhardwaj (1979), persaingan yang dilakukan organisme-organisme dapat memperebutkan kebutuhan ruang (tempat), makanan, unsure hara, air, sinar, udara, agen penyerbukan, agen dispersal, atau factor-faktor ekologi lainnya sebagai sumber daya yang dibutuhkan oleh tiap-tiap organisme untuk hidup dan pertumbuhannya.(Indriyanto,2006)
Harper(1961) dalam Dede Setiadi,1989, menyatakan bahwa persaingan antar jenis digunakan untuk menggambarkan adanya persaingan antara individu-individu tanaman yang sejenis. Persaingan antar jensi terdiri atas:
1. persaingan aktivitas dan
2. persaingan sumberdaya alam.
Kershan(1973), mengemukakan bahwa persaingan antar jenis yang terdiri atas fase sedling sangat menentukan jumlah tanaman yang dapat hidup sampai tingkat dewasa.(Dede Setiadi,1989)
Persaingan intraspesifik intra spesifik pada tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa factor yaitu:
1. Jenis tanaman : Sifat-sifat biologi tanaman, system perakaran, bentuk pertumbuhan dan fisiologi tumbuhan. Misal sistem perakaran tanaman ilalang yang menyebar luas menyebabkan persaingan dalam memperebutkan unsure hara. Bentuk daun yang lebar seperti daun talas menyebabkan laju transpirasi yang tibggi sehingga menimbulkan persaingan dalam memperebutkan air.
2. kepadatan tumbuhan : jarak yang sempit antar tanaman pada suatu lahan menyebabkan persaingan terhadap zat-zat makanan hal ini karena zat hara yang tersedia tidak mencukupi bagi pertumbuhan tanaman.
3. penyebaran tanaman: penyebaran tanaman dapat dilakukan melalui penyebaran biji dan melalui rimpang(akar tunas). Tanaman yang penyebarannya dengan biji mempunyai kemampuan bersaing yang lebih tinggi dari tanaman ynag menyebar melalui rimpang. Namun demikian persaingan penyebaran tanaman tersebut sangat dipengaruhi factor-faktor lingkungan lain seperti suhu, cahaya, oksigen dan air.
4. Waktu: adalah lamanya tanaman sejenis hidup bersama. Peruode 25-30% pertama dari daur tanaman merupakan periode yang paling peka terhadap kerugian yang disebabkan oleh persaingan.(Wijiyanti,2008)

III. Metodologi
Lokasi dan Waktu
Praktikum ini dilakukan pada laboratorium terpadu Biologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Praktikum ini dilakukan selama satu minggu tepatnya pada tanggal 29April 2008 sampai 2 Mei 2008

Metode Kerja
1. Direndam kacang hijau dan dipilih yang berkualitas baik dengan mengambil yang tenggelam
2. Disiapkan dua gelas piala 500 ml
3. Diberi kapas hingga menutupi gelas piala
4. Ditutup gelas piala dengan menggunakan allumunium foil hingga menutupi gelas piala, kecuali pada bagian tutup
5. Diberi air pada bagian tengah pada gelas piala pertamadan beri air di bagian tepi pada gelas piala kedua sebanyak 2 ml
6. Diletakkan 6 biji kacang hijau pada kapas di bagian tepi (tempat kapas yang diberi air )pada gelas piala pertama dan 6 biji kacang hijau pada bagian tengah (tempat kapas yang diberi air) pada gelas piala kedua.
7. Diberi label pada kacang hijau yang berupa nomer satu samapai enam
8. Ditutup gelas piala dengan menggunakan kertas karbon dan diikat dengan karet
9. Di lubangi kertas karbon sebesar ujung pensil pada tepi yang berlawanan dengan tempat kacang hijau pada gelas piala pertama dan pada tengah
10. Disimpan gelas piala di tempat terang
11. Di amati panjang perkecambahan setiap hari selama satu minggu.

IV. Hasil dan Pembahasan

IV.1 Hasil Pengamatan
IV.1.1. Panjang kecambah pada gelas A ( Lubang cahaya di tepi)

Hari Kecambah
1(cm) 2(cm) 3(cm) 4(cm) 5(cm) 6(cm)
I 2.5 3.3 1.8 2.5 2 2.6
II 2.7 3.4 2.2 2.6 2.3 2.7
III 2.7 3.5 2.2 2.6 2.9 3.0
IV 2.8 3.5 2.4 2.8 3.7 3.6
V 2.9 3.6 2.5 3.0 4.2 3.9
VI 2.2 3.6 2.5 3.1 4.3 4.3
VII 2.2 3.6 2.4 3.1 4.5 4.3
Total 18 24.5 16 19.7 23.9 24.4

Pertumbuhan = jumlah total = 126.5 = 21.08
Jumlah kecambah 6

IV.1.2 Panjang kecambah pada gelas B (lubang cahaya di tengah)

hari Kecambah
1(cm) 2(cm) 3(cm) 4(cm) 5(cm) 6(cm)
I 1.8 0.5 1.6 0 3.4 1.7
II 2.7 0.9 2 0 5 2.3
III 2.8 1.4 2.3 0 5.2 2.4
IV 3.1 2.4 2.4 0.3 5.3 2.8
V 3.2 3.1 2.4 0.4 5.7 2.8
VI 3.4 3.2 2.5 0.5 6.3 3
VII 3.4 3.3 2.6 0.6 6.5 3.4
Total 20.4 14.8 15.8 1.8 37.4 18.4

Pertumbuhan = jumlah total = 108.6 = 18.1
Jumlah kecambah 6

IV.2 Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan pengamatan tentang persaingan intraspesifik. Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pertumbuhan tanaman ketika melakukan persaingan intraspesifik karena adanya keterbatasan sumber yang dibutuhkan oleh tanaman tersebut. Tanaman yang digunakan dalam pengamatan ini adalah kacang hijau (Phaseolus radiatus). Tanaman kacang hijau adalah tanaman yang membutuhkan air yang banyak. Tanaman kacang hijau termasuk tanamanC3. Pada musim kering, terjadi peningkatan laju fotorespirasi, sehingga mengurangi kemampuan ensim RuBP karboksilase untuk mengikat CO2. Dengan demikian laju fotosintesis berkurang.(Sri Budiastuti dalam jurnal penggunaan triakontanol dan jarak tanam pada tanaman kacang hijau (Phaseolus radiatus L.)
Pengamat ini digunakan alat beaker glass yang diberi allumunium foil untuk menutupi bagian dalam beaker glass yang berisi kecambah dari sinar matahari dan alumunium foil mampu memantulkan radiasi panas hingga 97 persen sehingga suhu di ruangan tetap stabil. Dan bagian atas ditutupi oleh kertas karbon. penggunaan kertas karbon karena kertas karbon dapat lebih baik menutupi bagian dalam dari pada gelas piala.
Hasil dari pengamatan ini adalah pertumbuhan kecambah kacang hijau pada bagian tepi lebih baik dari pada bagian tengah, yaitu pada tepi pertumbuhan rata-rata perkecambahan pada hari pertama sampai ketujuh adalah 21.8cm,hasil ini sebenarnya kurang karena terjadi pengurangan panjang pada hari keenam kecambah pertama karena mengalami putus pada bagian akar, dari hari kelima 2.9 cm menjadi 2.2 cm pada hari keenam. Sedangkan pada beaker glass kedua atau pada bagian tengah pertumbuhan rata-ratanya adalah 18.1 cm.
Pertumbuhan pada bagian tepi lebih tinggi karena dipengaruhi oleh hormon auksin. Hormon auksin adalah hormon yang berfungsi merangsang perpanjangan sel terutama pada titik tumbuhdan juga merangsang partenokarpi yaitu timbulnya buah tanpa didahului pembuahan dan untuk mempercepat diferensiasi. Hormon ini dapat bekerja baik pada keadaan tanpa cahaya. Maka dari itu pertumbuhan di tempat tepi dimana cahaya didapatkan kecil memiliki pertumbuhan yang lebih tinggi dibanding tempat yang memiliki penyinaran lebih baik.
Pada perkecambahan pada beaker glass pertama, terjadi juga proses etiolasi. Etiolasi adalah proses pembelokan tanaman ke arah cahaya matahari. Karena Cahaya matahari merupakan sumber energi yang diperlukan bagi kehidupan. Tetapi penyinaran cahaya langsung dapat menyebabkan protoplasma rusak dan mati(Setiadi,1989)
Pada perkecambahan yang diamati pada praktikum ini, sebenarnya melakukan persaingan dalam dua hal, yaitu cahaya matahari dan air. cahaya digunakan oleh tanaman dalam proses fotosintesis dan respirasi, sedangkan air sangat dibutuhkan dalam metabolisme dan semua aktivitas dari tubuh tumbuhan.
Pentingnya air sebagai factor pembatas karena fungsinya, antara lain:
1. merupakan bagian terbesar dari protoplasma,85-95 persen dari berat terdiri dari air
2. Air sebagai bahan pereaksi yang penting bagi proses fotosintesis dan proses hidrolisis, seperti perobakan pati menjadi gula
3. air merupakan bahan pelarut yang membawa garam-garam mineral dan unsure-unsur hara lainnya masuk ke dalam tumbuhan dan bagian lain dari tumbuhan
4. air penting bagi proses pembentukan turgiditas, sel yang sedang tumbuh, menjaga bentuk daun, proses membuka dan menutupnya stomata dan pergerakan struktur oleh tanaman. (Setiadi,1989)

V. Penutup

V.1 Kesimpulan
1. Pertumbuhan ditepi lebih cepat di banding pertumbuhan di tengah
2. Pada keadaan tanpa cahaya, pertumbuhan lebih baik
3. Hormon auksin adalah hormon yang berfungsi merangsang perpanjangan sel terutama pada titik tumbuhdan juga merangsang partenokarpi yaitu timbulnya buah tanpa didahului pembuahan dan untuk mempercepat diferensiasi. Hormon ini dapat bekerja baik pada keadaan tanpa cahaya
4. Tumbuhan mengalami proses etiolasi
5. kacang ijo bersaing memperebutkan air dan cahaya
6. Persaingan dapat terjadi pada intraspesifik dan pada interspesifik

V.2 Saran
Perlu penelitian lebih lanjut mengenai persaingan intraspesifik

Daftar Pustaka
Budi,Astuti.1998.Penggunaan Triakontanol dan jarak tanam pada tanaman kacang hijau.
Indriyanto.2006.Ekologi Hutan.Jakarta:Bumi Aksada
Setiadi,Dede.1989.Dasar-Dasar Ekologi. Departemen Pendidikan & Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Ilmu Hayat
S.J.MC.Naughton,Larry L. Wolf.1992. Ekologi Umum. Yogyakarta: UGM-Press
Wijiyanti,Fahma.2008.Penuntun Praktikum Ekologi. Fak. Sains dan Tekhnologi UIN Jakarta

Tidak ada komentar: